
Final Liga Champions Akan Menjadi Laga Terakhir Simone Inzaghi Dengan Inter Milan
Cairscore – Sebuah akhir yang emosional mungkin sedang menanti Simone Inzaghi di panggung tertinggi Eropa. Pelatih asal Italia itu berpotensi menjalani laga terakhirnya bersama Inter Milan saat menghadapi Paris Saint-Germain di final Liga Champions yang digelar di Munich akhir pekan ini. Pertandingan ini tak hanya akan menentukan nasib klub di kancah kontinental, tetapi juga masa depan pria yang dalam empat tahun terakhir menjadi sosok sentral dalam kebangkitan Nerazzurri.
Inzaghi, yang akrab dijuluki “Iblis dari Piacenza”, perlahan menjelma menjadi arsitek kebangkitan Inter sejak ditunjuk menggantikan Antonio Conte. Dengan ekspresi wajah yang kerap tenang, bahkan dingin, ia tetap mampu mengendalikan skuad penuh ego dan ekspektasi tinggi. Sorotan publik sempat mengarah kepadanya kala terekam kamera dengan tatapan tajam ke arah Federico Chiesa dalam duel Derby d’Italia, momen yang kemudian viral dan menjadi simbol kedewasaan serta intensitas kepemimpinannya.
Kini, setelah membawa Inter ke final Liga Champions untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir, Inzaghi kembali menjadi pusat perhatian. Namun kali ini, bukan hanya karena prestasinya, melainkan karena isu kepergiannya. Kabar yang berkembang menyebutkan bahwa ia tengah dilirik klub-klub dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, dengan tawaran yang sangat menggiurkan. Jika rumor tersebut benar adanya, maka partai final ini bisa menjadi babak penutup kariernya bersama Inter Milan.
Jika Inter berhasil mengangkat trofi, maka Inzaghi akan menyusul jejak Helenio Herrera dan Jose Mourinho sebagai pelatih legendaris yang membawa klub ini menjadi kampiun Eropa. Tak banyak pelatih yang berhasil mencetak prestasi sebesar ini dalam waktu empat tahun. Bersama Inter, Inzaghi telah mengemas satu gelar Serie A, dua Coppa Italia, dua Supercoppa Italiana, dan dua kali membawa klub ke final Liga Champions.
Namun, bagi Inzaghi, keberhasilan ini bukan sekadar angka atau piala. Ini adalah cerminan kerja keras dalam menghadapi masa transisi yang penuh tantangan. Di musim perdananya, ia langsung kehilangan dua pilar penting, Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi, akibat tekanan finansial klub. Ditambah kepergian Conte yang merasa tidak mendapatkan dukungan dalam bursa transfer, Inzaghi masuk ke dalam situasi yang jauh dari ideal.
Meski begitu, ia tak gentar. Berkolaborasi dengan direktur Giuseppe Marotta, ia merekrut pemain-pemain dengan cerdas. Nama-nama seperti Hakan Calhanoglu, Henrikh Mkhitaryan, Andre Onana, dan belakangan Yann Sommer serta Marcus Thuram datang dengan biaya minimal, namun memberi dampak maksimal.
Salah satu kekuatan terbesar Inzaghi adalah kemampuannya membangun hubungan emosional dengan para pemain. Lautaro Martinez, yang kini menjadi ikon Inter sekaligus kapten tim, secara terbuka menyatakan kekagumannya. “Simone tidak hanya memahami sepak bola, dia memahami kami sebagai manusia. Karena dia pernah menjadi striker, dia tahu tekanan dan ritme yang kami hadapi. Itu sangat membantu,” ungkap Lautaro.
Hal serupa juga diutarakan oleh pemain lain seperti Matteo Darmian dan Nicolò Barella. Mereka menyebut Inzaghi sebagai pelatih yang tenang, tidak banyak bicara, tetapi mampu menyampaikan pesan secara efektif. Ia bukan tipe pelatih flamboyan seperti Klopp atau Mourinho, tapi justru itulah kekuatannya. Ia membiarkan sepak bola yang berbicara, bukan konferensi pers atau gestur dramatis di pinggir lapangan.
Perjalanan Simone Inzaghi sebagai pelatih tak kalah menarik dari karier bermainnya. Setelah gantung sepatu di Lazio, ia tidak langsung melatih tim utama, melainkan memulai dari bawah sebagai pelatih tim Primavera (U-19). Di sinilah fondasi gaya melatihnya terbentuk. Dengan skema 3-5-2 yang telah menjadi identitasnya hingga hari ini, ia sukses membawa tim muda Lazio menjuarai Coppa Italia U-19, prestasi yang tak terjadi selama lebih dari tiga dekade.
Ketika Lazio dalam kekacauan usai pemecatan Stefano Pioli dan hengkangnya Marcelo Bielsa hanya dua hari setelah diangkat, Inzaghi secara mendadak naik ke posisi pelatih kepala. Di luar dugaan, ia justru sukses menciptakan kestabilan, mempersembahkan Coppa Italia dan Supercoppa, serta membawa Lazio lolos ke fase knock-out Liga Champions.
Mereka yang mengikuti Serie A dengan saksama tahu bahwa andai musim 2019/20 tidak terganggu pandemi, Lazio bisa saja menjadi juara liga. Saat kompetisi dihentikan sementara, Lazio hanya tertinggal satu poin dari Juventus dan tengah dalam momentum positif.
Kini, menjelang final melawan PSG, ada perasaan campur aduk yang menyelimuti para pemain, staf, dan fans. Di satu sisi, semua ingin mempersembahkan kemenangan untuk klub. Di sisi lain, ada nuansa sentimental yang kuat, bahwa laga ini bisa jadi penutup kisah indah antara Inzaghi dan Inter.
Tim ini pun mulai menua. Pemain seperti Francesco Acerbi, Matteo Darmian, dan Stefan de Vrij mungkin tidak akan bertahan lebih lama. Momen ini terasa seperti titik temu antara akhir sebuah era dan awal dari sesuatu yang baru. Jika Inzaghi memutuskan untuk pergi, ia akan meninggalkan warisan besar yakni membentuk tim dengan identitas yang jelas, disiplin taktik yang tinggi, dan semangat kolektif yang solid.
-
21 Jun 2025Chelsea Tumbang dari Flamengo Pada Ajang Piala Dunia Antarklub
-
20 Jun 2025Botafogo Sabet Kemenangan Sensasi atas PSG di Piala Dunia Antarklub
-
19 Jun 2025Real Madrid Gagal Menang dalam Debut Alonso
-
19 Jun 2025Pep Guardiola Tunjuk Erling Haaland Jadi Kapten Manchester City
-
17 Jun 2025Flamengo Taklukkan Esperance di Piala Dunia Antarklub Berkat Luiz Araujo
-
17 Jun 2025Sergio Ramos: Real Madrid Tetap Favorit Juara Piala Dunia Antarklub
-
16 Jun 2025PSG Hancurkan Atletico Madrid 4-0 di Pembuka Piala Dunia Antarklub
-
15 Jun 2025Sang Jenderal Lapangan Kembali: Gattuso Ditunjuk Pimpin Italia ke Piala Dunia 2026
-
15 Jun 2025Setelah Taklukkan Eropa, PSG Bidik Gelar di Piala Dunia Antarklub
-
15 Jun 2025Shin Tae-yong Masuk Dalam Pertimbangan Sebagai Pelatih Baru Timnas Tiongkok
HOT NEWS
TRENDING
#CAIRSCORE Cairbos Chelsea Tumbang dari Flamengo Pada Ajang Piala Dunia Antarklub Cairscore – Chelsea mengalami kekalahan pertamanya dalam ajang…
#CAIRSCORE Cairbos Pep Guardiola Tunjuk Erling Haaland Jadi Kapten Manchester City Cairscore – Pep Guardiola mengambil keputusan tidak biasa…
#CAIRSCORE Cairbos Naturalisasi Pemain Asing dan Dampaknya pada Timnas Naturalisasi – pemain asing tengah menjadi tren yang berkembang…
#CAIRSCORE Cairbos Minim Pengalaman, Moriyasu Uji Kekuatan Pelapis Samurai Biru Cairscore – Pelatih kepala timnas Jepang, Hajime Moriyasu, mengakui…
#CAIRSCORE Cairbos Duel Kiper Tangguh: Emil Audero vs Wang Dalei di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Cairscore – Timnas Indonesia…
-
Gol Martinez di menit ke-112, Antarkan Argentina Menjadi Juara Copa Amerika 2024
-
Kylian Mbappe Resmi Diperkenalkan Sebagai Pemain Baru di Real Madrid
-
Premier League Musim 2024/2025 Segera Dimulai
-
Final Piala Presiden 2024, Arema FC Menantang Borneo FC
-
Gol Lamine Yamal dinobatkan Sebagai Gol Terbaik di Piala Eropa 2024
-
Laga Ujicoba, Chelsea Dipermalukan Celtic Dengan Skor 4-1
-
Prancis Menyusul Mesir ke Semifinal Sepak Bola Olimpiade Paris 2024
-
Pertandingan 8 Besar Copa America 2024, Argentina dan Brasil Tidak Bertemu di Awal
-
GOAT Messi, Pemegang Rekor Peraih Tropi Terbanyak
-
Inter Milan Comeback Pada Laga Uji Coba kontra Lugano, Skor Akhir 2-1
-
Kemenangan Inggris Diwarnai Penalti Kontroversi dan Gol Injury Time
-
Gol Semata Wayang Jens Raven Antarkan Indonesia Juara Piala AFF U-19 2024
-
Laga Perdana Ligue 1, PSG Gulung Le Havre 4-1
-
Juventus Pulang Bawa Tiga Poin dari Markas Verona Dengan Kemenangan 3-0
-
Tanpa Cristiano Ronaldo, Al Nassr Dicukur 4-0 Oleh Porto
-
Olimpiade Paris 2024: Spanyol Menjaga Peluang Kawinkan Gelar setelah Bantai Jepang 3-0
-
Prediksi Final Piala Eropa 2024 Head to Head Spanyol vs Inggris
-
Persis Solo Singkirkan Persib Bandung dari Perebutan Piala Presiden 2024
-
Timnas Indonesia U-19 Kembali Berjaya, Tekuk Kamboja 2-0
-
Piala AFF U-16 2024 : Garuda Muda Libas Vietnam 5-0