Inggris Resmi Lolos ke Piala Dunia 2026 usai Menaklukkan Latvia 5-0

Cairscore — Inggris memastikan diri sebagai tim Eropa pertama yang lolos ke Piala Dunia 2026 setelah meraih kemenangan meyakinkan 5-0 atas Latvia di Stadion Skonto, Selasa malam. Kemenangan ini menegaskan dominasi The Three Lions di Grup K kualifikasi UEFA dan memperlihatkan pengaruh signifikan pelatih Thomas Tuchel sejak mengambil alih kursi kepelatihan tim nasional.

Anthony Gordon membuka keunggulan untuk Inggris di babak pertama, memanfaatkan peluang setelah bergerak dari sisi kiri dan melepaskan tembakan melengkung yang menutup sudut gawang tuan rumah. Harry Kane, yang musim ini melanjutkan ketajamannya untuk klub dan negara, menambah koleksi golnya menjadi keseluruhan 21 gol dalam 13 pertandingan pada musim ini dengan dua gol cepat menjelang akhir babak pertama. Gol-gol tersebut juga menambah catatan gol internasional Kane menjadi 76 dari 110 penampilan.

Permainan Inggris terlihat semakin nyaman setelah Kane membuka keunggulan ganda tersebut. Penalti yang diberikan kemudian kepada Inggris, ketika kaus Kane ditarik oleh kapten Latvia Antonijs Cernomordijs, menghasilkan gol tambahan yang mempertajam kendali Inggris atas laga. Di babak kedua, gol bunuh diri Andrejs Ciganiks — setelah umpan silang diluncurkan Djed Spence dan membentur bek Latvia sebelum mengarah ke gawang — membuat skor semakin jauh. Eberechi Eze, yang masuk dari bangku cadangan, menutup pesta dengan aksi individu khasnya pada menit ke-86, menolak ruang sebelum menyelesaikan peluang menjadi gol, memastikan skor akhir 5-0.

Kemenangan ini sekaligus mengukuhkan posisi Inggris di puncak klasemen Grup K, dengan dua pertandingan tersisa. Sejak kedatangan Tuchel, Inggris memenangkan keenam laga kualifikasi mereka, mencetak 18 gol tanpa kebobolan — statistik yang menandakan kestabilan pertahanan dan efektivitas serangan di bawah arahan sang pelatih asal Jerman. Kinerja ini juga menutup kritik awal terhadap awal kepelatihan Tuchel — setelah beberapa hasil yang kurang meyakinkan seperti kemenangan tipis atas Albania dan Andorra serta kekalahan persahabatan dari Senegal pada bulan Juni — dan menegaskan bahwa strategi kontinuitas pemain yang diterapkannya mulai membuahkan hasil.

Keputusan seleksi menjadi salah satu pembicaraan utama sebelum laga. Tuchel memilih untuk tidak memasukkan sejumlah nama besar yang sempat menjadi andalan, termasuk Jude Bellingham dan Phil Foden yang telah pulih dari cedera. Nama-nama lain seperti Jack Grealish, Trent Alexander-Arnold, dan Cole Palmer juga tidak termasuk dalam skuad yang terbang ke Riga, pilihan yang memicu perdebatan media dan penggemar. Namun, kemenangan telak ini memberi indikasi bahwa pendekatan Tuchel — menekankan keberlanjutan komposisi tim dan penempatan peran yang jelas — berhasil menyatukan skuad meski ada absennya beberapa pemain bintang.

Secara taktik, Inggris menampilkan fleksibilitas formasi dengan trio penyerang yang memberi ruang bagi pemain sayap seperti Gordon untuk melakukan penetrasi dari sisi kiri. Pengaturan lini tengah yang solid menjaga ritme permainan dan meminimalkan kesempatan Latvia untuk mengancam, sementara transisi cepat ke serangan menjadi andalan Inggris dalam menciptakan peluang. Masuknya Eze pada babak kedua memberi dimensi kreatif tambahan, dan pemain Arsenal itu membayar kepercayaan dengan gol penutup yang menandai kualitas penyelesaian individu dalam skuad.

Secara historis, Inggris belum absen dari Piala Dunia sejak terakhir kali gagal lolos pada 1994 — rekor kelolosan yang ingin dipertahankan tim ini di turnamen mendatang. Dengan tiket ke Piala Dunia 2026 di tangan, tugas Tuchel kini berlanjut ke tantangan yang lebih besar: membentuk skuat yang tidak hanya lolos, tetapi juga berkompetisi untuk trofi besar yang telah lama dinantikan publik Inggris sejak kemenangan mereka pada 1966.

Dengan keberhasilan ini, Inggris diprediksi akan menjadi salah satu tim favorit ketika Piala Dunia digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada pada Juni mendatang. Meski demikian, keputusan seleksi yang akan datang — termasuk potensi kembalinya Bellingham, Foden, dan pemain-pemain lain ke dalam pertimbangan — bakal menjadi poin penting bagi Tuchel dalam meramu skuad kompetitif yang mampu mengejar gelar pertama Inggris di panggung dunia sejak era 1960-an.

Sementara itu, para pendukung Inggris kini dapat bernapas lega dan mulai menatap persiapan intensif untuk turnamen terbesar sepakbola dunia, sambil menunggu dua laga kualifikasi tersisa sebagai ajang pemantapan skuat menjelang persiapan akhir menuju Piala Dunia 2026.