NEWSCAIRSCORE Berita Bola Terkini

#CAIRSCORE    Cairbos

Gyokeres Pecah Kebuntuan, Arsenal Rayakan Natal di Puncak Usai Tundukkan Everton 1-0

Cairscore Arsenal memastikan diri bertengger kembali di puncak klasemen Liga Premier menjelang Natal setelah meraih kemenangan tipis namun vital 1-0 di markas Everton. Gol semata wayang datang dari titik putih melalui Viktor Gyokeres, yang sekaligus mengakhiri paceklik golnya sejak 1 November dan mengubah sebuah malam yang berjalan serba sulit menjadi tiga poin bernilai emas bagi tim Mikel Arteta.

The Gunners tiba di Goodison Park dengan tekanan melekat. Sehari sebelumnya, Manchester City sempat menyalip ke puncak, menuntut Arsenal menang untuk merebut kembali jarak dua poin. Namun performa tim tamu tidak sepenuhnya meyakinkan. Seperti pekan lalu saat mereka butuh gol di waktu tambahan untuk menaklukkan Wolverhampton yang menghuni dasar klasemen, Arsenal kembali dipaksa berjuang keras menghadapi Everton yang seret opsi, tetapi tetap kompetitif dan tangguh di kandang sendiri.

Konteks persaingan menambah bobot laga. Dua kali dalam empat musim terakhir Arsenal menutup pekan Natal di posisi teratas, dua kalinya pula mereka kemudian disusul Manchester City dalam perburuan gelar. Di saat Erling Haaland kembali unjuk daya ledak dengan brace dalam kemenangan 3-0 City atas West Ham hingga menggenapkan 38 gol untuk klub dan negara musim ini, Arsenal butuh jawaban. Perbedaan efektivitas lini depan kedua klub kerap disebut-sebut sebagai faktor kunci yang berpotensi menggagalkan ambisi liga pertama Arsenal dalam 22 tahun, namun malam ini Gyokeres memberikan secercah pembuktian.

Momen krusial lahir dari rangkaian bola mati. Gyokeres lebih dulu mengklaim penalti usai terlihat mendapat dorongan dari Jake O’Brien, yang tak digubris wasit. Tetapi dari sepak pojok hasil situasi itu, O’Brien justru mengangkat tangan dan menyentuh bola saat mencoba menghalau umpan Declan Rice. Tinjauan singkat memastikan penalti untuk Arsenal. Bukayo Saka, algojo utama selama ini, memilih menyingkir dan memberikan kesempatan kepada Gyokeres. Dengan eksekusi terukur, penyerang Skandinavia itu mengirim bola melewati Jordan Pickford dan memecah kebuntuan sekaligus pacekliknya.

Kondisi Everton membuat tantangan mereka kian berat. Absennya tiga pemain kunci—Kiernan Dewsbury-Hall karena cedera, serta Iliman Ndiaye dan Idrissa Gana Gueye yang berangkat ke Piala Afrika—mengeroposkan stabilitas andalan di lini tengah dan daya dobrak. Kekurangan kualitas di sepertiga akhir terlihat jelas: pergerakan menjanjikan sering terputus di sekitar kotak penalti, umpan silang jarang menemukan sasaran, dan percobaan peluang mentah di hadapan lini belakang Arsenal yang terorganisasi.

Meski demikian, Arsenal juga bukannya tanpa cela. Gyokeres memperlihatkan sedikit kekurangan kecepatan yang membuatnya belum sepenuhnya mulus bertransisi dari produktivitasnya di Sporting Lisbon ke intensitas Liga Premier. Ia sempat menerima umpan terobosan William Saliba dan berhadapan dengan Pickford, tetapi di bawah kepungan James Tarkowski tembakannya melebar. Di awal babak kedua, Saka semestinya menggandakan keunggulan ketika peluangnya berhasil melewati kiper, namun Tarkowski hadir di garis gawang untuk menyapu bola dan menjaga jarak tetap tipis.

Tuan rumah merespons dengan tekanan sporadis yang memaksa Arsenal bekerja ekstra. Dua kali Thierno Barry melancarkan seruan penalti yang kuat, pertama bersentuhan dengan Jurrien Timber dan lalu dengan Saliba. Keduanya ditolak wasit, dengan penilaian bahwa kontak tidak cukup untuk pelanggaran atau posisi bola lebih dulu dikuasai bek. Momentum yang naik-turun ini membuat The Gunners menyesali kegagalan mengunci laga lebih cepat, terutama ketika Leandro Trossard dan Martin Zubimendi bergiliran digagalkan tiang gawang pada fase akhir pertandingan.

Kiprah Arsenal di partai tandang sebelumnya tidak menenangkan—tiga laga tanpa kemenangan—membuat kemenangan ini terasa semakin besar pengaruhnya. Mereka datang ke Goodison Park pada waktu yang dianggap “tepat” menimbang kondisi Everton, tetapi tekanan untuk menuntaskan pekerjaan tetap tinggi. Rice kembali tampil dominan di tengah, mengatur tempo dan memenangi duel udara, sementara lini belakang menunjukkan kebiasaan baik yang kian melekat musim ini: fokus terjaga, jarak antarlini rapat, dan intervensi bersih di area berbahaya.

Catatan nirbobol kesembilan dari 17 pertandingan liga menjadi fondasi utama yang mengantar Arsenal menyentuh libur Natal dengan senyum. Bagi Arteta, yang menandai enam tahun pengabdiannya di kursi pelatih Arsenal, ini adalah hadiah yang sesuai: performa yang mungkin belum maksimal, tetapi matang dalam manajemen momen, sabar menunggu kesempatan, dan cukup kejam untuk mengambilnya. Dalam perlombaan panjang melawan mesin gol City, margin sekecil apa pun bisa jadi penentu, dan satu penalti di malam dingin Liverpool ini mungkin akan dikenang sebagai salah satu detail krusial.

Pada akhirnya, skor 1-0 mengemas banyak cerita. Gyokeres menutup penantian, Saka menunjukkan kedewasaan dengan menyerahkan penalti, Rice menghadirkan kualitas di tengah, dan barisan belakang kembali menorehkan tembok yang sulit ditembus. Arsenal tidak perlu tampil menawan setiap pekan untuk menjadi juara; mereka hanya perlu cukup efisien, cukup disiplin, dan cukup tajam di waktu-waktu yang tepat. Menjelang Natal, mereka kembali di puncak. Tugas berikutnya: bertahan di sana ketika kalender memasuki bulan-bulan penentu.

HOT NEWS

TRENDING

Dua Gol Brilian Morgan Rogers Tumbangkan Man United, Asa Gelar Villa Kian…

Dembele Pecah Telur, PSG Menggulung Fontenay 4-0: Langkah Mantap ke 32 Besar…

Gyokeres Pecah Kebuntuan, Arsenal Rayakan Natal di Puncak Usai Tundukkan Everton 1-0

Dembele dan Bonmati Bertahta di Panggung FIFA 2025: Malam Peneguhan Dominasi Paris…

Drama Delapan Gol di Old Trafford: United Tiga Kali Unggul, Bournemouth Gagalkan…

Scroll to Top